Hingga saat ini bagaimana studi linguistik di Indonesia
belum ada catatan yang lengkap, meskipun studi linguistik di Indonesia sudah
berlangsung lama dan cukup semarak. Pada awalnya penelitian bahasa di Indonesia
dilakukan oleh para ahli Belanda dan Eropa lainnya, dengan tujuan untuk
kepentingan pemerintahan kolonial. Pendidikan formal linguistik di fakultas
sastra (yang jumlahnya juga belum seberapa) dan di lembaga-lembaga pendidikan
guru sampai akhir tahun lima puluhan masih terpaku pada konsep-konsep tata
bahasa tradisional yang sangat bersifat normatif. Perubahan baru terjadi, lebih
tepat disebut perkenalan dengan konsep-konsep linguistik modern. Pada tanggal
15 November 1975, atas prakarsa sejumlah linguis senior berdirilah organisasi
kelinguistikan yang diberi nama Masyarakat Linguistik Indonesia (MLI).
Anggotanya adalah para linguis yang kebanyakan bertugas sebagai pengajar di
perguruan tinggi negeri atau swasta dan di lembaga-lembaga penelitian
kebahasaan. Penyelidikan terhadap bahasa-bahasa daerah Indonesia dan bahasa
nasional Indonesia, banyak pula dilakukan orang di luar Indonesia. Misalnya
negeri Belanda, London, Amerika, Jerman, Rusia, dan Australia banyak dilakukan
kajian tentang bahasa-bahasa Indonesia. Sesuai dengan fungsinya sebagai bahasa
nasional, bahasa persatuan, dan bahasa negara maka bahasa Indonesia tampaknya
menduduki tempat sentral dalam kajian linguistik dewasa ini, baik di dalam
negeri maupun di luar negeri. Pelbagai segi dan aspek bahasa telah dan masih
menjadi kajian yang dilakukan oleh banyak pakar dengan menggunakan pelbagai
teori dan pendekatan sebagai dasar analisis. Dalam kajian bahasa nasional
Indonesia, di Indonesia tercatat nama-nama seperti Kridalaksana, Kaswanti
Purwo, Dardjowidjojo, dan Soedarjanto, yang telah menghasilkan tulisan mengenai
pelbagai segi dan aspek bahasa Indonesia.
Sumber : Chaer, Abdul. 1994. Pengantar Semantik
Bahasa Indonesia.
Jakarta: Rineka Cipta
Susandi.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar